Aku hampa.
Seorang K.a.w.a.n suatu tika dulu.
Yang selalu bercerita dengan apa yang dirasa.
Kegembiraan, kesedihan, kerisauan, kekalutan, kesakitan, kepedihan.
Atau diri yang terlalu kesah untuk memikirkan tentang itu?
Besar kah kesabaran diri?
Kuat sangat kah hati untuk menahan segala rasa?
Aku pernah hampa, dan kemudian hampa lagi, terus hampa dan hampa.
Teringat dengan kata yang jauh sekali untuk dikota.
Mungkin terlalu naif dengan hati manusia.
Yang pantas melakukan perubahan bila merasakan diri lebih hebat.
Langsung melupakan.
Terusan mengagungkan kepentingan diri.
Tapi Aku harus percaya pada Dia.
Dan roda kehidupan.